Langsung ke konten utama

Analisa Runtuhnya Jembatan Mahakam II, Tenggarong – Kaltim

Analisa Runtuhnya Jembatan Mahakam II, Tenggarong – Kaltim

1.             Data Umum Jembatan
Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan Mahakam II. Jembatan ini awalnya dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut.
Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.
Nama resmi                 : Jembatan Kutai Kartanegara ing Martadipura
Mengangkut                : kendaraan R4, R2, dan pejalan kaki
Melintasi                     : Sungai Mahakam
Daerah                         : Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Desain                         : Gantung berkabel tunggal
Bahan                          : Baja
Panjang total               : 710 m
Rentang terpanjang     : 270 m
Ruang vertikal             : 5 m
Ruang bawah              : 15 m
Mulai dibangun           : 17 Agustus 1995
Selesai dibangun         : 2001
Tol                               : Rp1.000 (beberapa tahun kemudian digratiskan)
Koordinat                    : 0.444433°S 117.00288°E

2.             Jembatan Runtuh
Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat, Jembatan Kutai Kartanegara ambruk dan roboh. Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai Mahakam. 24 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini dan dirawat di RSUD Aji Muhammad Parikesit.  Sedangkan 12 orang dilaporkan hilang, 31 orang luka berat dan 8 orang luka ringan.


3.             Analisa Runtuhnya Jembatan
Jembatan Kutai Kartanegara sebelum runtuh pada 26-11-2011 Kaltim Post, Setelah Dinyatakan Bergeser 15 Centimeter (bagian puncak 2 tiang utama jembatan bergeser). Tenggarong – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kutai Kartanegara (Kukar) menyiapkan anggaran sebesar Rp 3 miliar untuk pemeliharaan Jembatan Kartanegara. PU mengakui jembatan bergeser sekitar 15 sentimeter. Tapi pergeseran itu diyakini masih dalam batas toleransi dan tidak berdampak buruk. Tindakan pemeliharaan meliputi pengencangan baut-baut yang longgar, sementara yang rusak diganti. Dilanjutkan pengencangan dan penyetelan kembali hanger (penggantungan kabel) jembatan,

Jembatan Kutai Kartanegara adalah jembatan yang melintas di atas sungai Mahakam dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia. Bentang bebasnya, atau area yang tergantung tanpa penyangga, mencapai 270 meter, dari total panjang jembatan yang mencapai 710 meter. Jembatan ini merupakan sarana penghubung antara kota Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang yang menuju ke Kota Samarinda. Jembatan Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda dan dikenal sebagai Golden Gate-nya Kalimantan karena menyerupai jembatan di San Fransisco, Amerika Serikat. Jembatan ini mulai dibangun pada tahun 1995 dan selesai pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan jembatan tersebut.

Jembatan ini digunakan untuk bentangan yang cukup panjang yang tidak memungkinkan menggunakan konsep Cable-Stayed.Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Kutai Kartanegara ada pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu yang terdapat taman-taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan. Di dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan. Pada tanggal 26 November 2011 Jembatan Kutai Kartanegara ambruk. Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai Mahakam. 4 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini.

Konstruksi dan Detail Teknis Jembatan Jenis konstruksi jembatan Mahakam II adalah Jembatan Gantung Sistem Kabel Tunggal (Single Catenary Cable) dengan rangka pengaku berupa modifikasi rangka baja Standar Bina Marga. Semua lantai jembatan adalah beton bertulang K-350/U-40 dengan wearing course berupa aspal HRS setebal 40mm. Masing-masing tiang pada tiap kelompok pondasi disatukan oleh pile cap dari beton bertulang K-350/U-40. Pada pembangunan jembatan Mahakam II, dimana konstruksi utama jembatan berupa jembatan gantung 3 bentang semetris dimana bentang utama 270 meter. Presentasi Teknik Konstruksi Dalam Optimalisasi Pembangunan Jembatan Mahakam II 6 Inovasi Teknik Jembatan Mahkam II Kukar, Kaltim.

4.             Identifikasi Penyebab Keruntuhan
Identifikasi penyebab keruntuhan ini merupakan hasil investigasi yang dilakukan oleh tim LPPM UGM pada tanggal 27 November 2011 (sehari setelah kejadian) yang laporan lengkapnya dapat anda unduh disini. Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan menunjukkan bahwa jatuhnya truss jembatan beserta hangernya terjadi akibat kegagalan konstruksi pada alat sambung kabel penggantung vertikal (clamps and sadle) yang menghubungkan dengan kabel utama.

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan alat sambung ini mengalami kegagalan diantaranya:
  • Kurang baiknya perawatan jembatan yang menyebabkan konstruksi alat penggantung kabel vertikal tidak berfungsi dengan baik dan tidak terdeteksi kemungkinan adanya kerusakan dini.
  • Kelelahan (fatigue) pada bahan konstruksi alat penggantung kabel vertikal akibat kesalahan desain dalam pemilihan bahan atau sering terjadi kelebihan beban rencana (over load) yang mempercepat proses terjadinya degradasi kekuatan.
  • Kualitas bahan konstruksi alat sambung kabel penggantung ke kabel utama yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar perencanaan yang ditetapkan.
  • Kesalahan prosedur dalam pelaksanaan perawatan konstruksi atau kesalahan dalam menyusun standar operasional dan perawatan konstruksi yang direncanakan.
  • Kemungkinan terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil dalam perencanaan karena seharusnya konstruksi alat penyambung harusnya lebih kuat daripada kabel penggantung yang disambungkan dalam kabel utama.
  • Kesalahan desain dalam menentukan jenis bahan/ material untuk alat penyambung kabel penggantung vertikal yang dibuat dari besi tuang/ cor (cas iron) atau kesalahan dalam menentukan jenis atau kapasitas kekuatan alat tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RISET OPERASI

       I.             Sejarah Riset Oprasi Istilah Riset Operasional (Operation Reseach) pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset Operasional adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan dari studi operasional-operasional militer selama Perang Dunia II. Pada masa awal perang 1939, pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari berbagai disiplin dan mengkoordinasi mereka ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan yang dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan dini menghadapi serangan udara. Kelompok ahli Inggris ini dan kelompok-kelompok lain berikutnya melakukan penelitian (research) pada operasional-operasional (operations) militer. Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan Amerika Serikat melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya, tim riset operasional
Solusi Rumah Terbaru Bisa Melayang menggunakan Pondasi Melayang atau Levitating Foundation (Review Gunadarma)                Assalamualaikum, saya mahasiswa teknik sipil Universitas Gunadarma akan menjelaskan tentang pondasi melayang, jadi apa sih pondasi melayang itu. Pondasi melayang atau yang disebut sebagai Levitating Foundation adalah teknologi peredam gempa yang menggunakan konsep pada pemisahan substruktur bangunan dari superstrukturnya. Salah satu sistem tersebut melibatkan mengambang bangunan di atas fondasinya pada bantalan karet timbal, yang berisi inti timbal padat yang dibungkus dengan lapisan karet dan baja bergantian. Pelat baja menempelkan bantalan pada bangunan dan fondasinya dan kemudian ketika terjadi gempa bumi, biarkan fondasi bergerak tanpa memindahkan struktur di atasnya. Nah intinya pondasi melayang itu pondasi dan bangunan utama itu terpisah oleh bantalan karet timbal.                Pondasi Melayang ini ditemukan oleh orang Jepang. Karena negara jepang ada